Sabtu, 28 Juni 2014

Belajar dari Air

أنزل منالسمآءِمآءً فسالت أودية بقدرهافاتمل السيل زبدارابيا  وممايوقدون عليه في النارابتغآءحليةاومتع زبدمثله  كذ لك يضربالله الحق والبطل  فأماالزبدفيذهب جفآءً  وأماماينفعالناس فيمكت في الارض  كذلك يضربالله الامثال
 
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.”
(Ar-Ra’d: 17)

Allah mengumpamakan yang benar dan yang bathil dengan air dan buih atau dengan logam yang mencair dan buihnya, yang benar sama dengan air atau logam murni, yang bathil sama dengan buih air atau tahi logam yang akan lenyap dan tidak ada gunanya bagi manusia. Masih banyak lagi Allah menyatakan karunia air bagi kehidupan dunia dalam Al-Quran.

Selalu Menempati Ruang

“Berbicaralah sesuai dengan bahasa kaumnya…”
Sifat air, seperti yang diajarkan oleh guru di tingkat sekolah dasar, salah satunya adalah menempati ruang. Dituangkan ke dalam wadah berbentuk apapun, air akan selalu mengikuti bentuk wadah itu. Begitulah air, ia dapat memosisikan dirinya sesuai situasi dan kondisi (sikon) yang sedang dialaminya. Manusia sewajarnya juga mampu untuk selalu menyesuaikan satu sama lain agar terjalin komunikasi yang saling dipahami.

Bergerak vs Diam, Energi vs Penyakit

Selain itu, manusia-mengikuti filosofi air-dituntut untuk bergerak. Bila air bergerak, maka benda-benda yang ada di hadapannya akan terbawa arus. Semakin besar debit air, maka semakin besar energi yang dapat diberikan oleh air. Di banyak tempat, potensi energi air yang besar ini dimanfaatkan untuk memutar turbin air, kemudian turbin akan memutar generator listrik untuk menjadi sumber energi. Tempat-tempat ini dikenal dengan nama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Namun, saat air itu diam, maka ia tidak akan memberikan pengaruh apapun terhadap benda-benda di sekitarnya. Bahkan, air yang menggenang justru akan menimbulkan penyakit, menjadi tempat berkembangbiaknya jentik-jentik nyamuk. Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk terus beramal shalih. Banyak ayat Allah dalam Al-Quran yang berkaitan dengan perintah ‘amal shalih, diantaranya:

فإذافرغت فانصب
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,”
(Al-Insyirah: 7)

Sebagian muffasirin berpendapat apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah, maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia, maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan; apabila telah selesai mengerjakan shalat, berdoalah.

فإذاقضيت الصلوة فانتشروافي الأرض وابتغوامن فضل الله واذكرواالله كثيرًالعلكم تفلحون
“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
(Al-Jumu’ah: 10)

Meninggalkan Basah

Setelah melewati suatu benda, biasanya air akan meninggalkan basah pada benda tersebut. Hal ini berlaku untuk benda tegak (vertikal), maupun mendatar. Benda yang telah dilewati air akan kering setelah beberapa saat, mulai dari hitungan detik hingga jam. Pun demikian dengan manusia, pengaruhnya dituntut untuk tetap eksis meski ia telah tiada, baik karena sudah berpindah tempat ataupun wafat.
Contoh konkret, kita dapat meneladani (karena tidak akan bisa menyamai) Muhammad, Rasulullah SAW. Dilahirkan dari peradaban primitif serta jauh dari perkembangan global di zamannya, beliau sanggup membumikan ajaran Islam. Ajaran yang masih paling asli hingga detik ini dari semua ajaran lain. Beliau masih meninggalkan ‘basah’ yang asli hingga berabad lamanya, hatta lebih dari kemampuan air itu sendiri. Alasan inilah yang menempatkannya di posisi tertinggi dalam 100 Tokoh Paling Berpengaruh Di Dunia, karya Michael H. Hart. Lalu bagaimana dengan kita? Tetaplah berusaha untuk terus melakukan ‘amal shalih agar meraih ridha Allah. Wallahu’alam.

وأنليس للإنسنإلاماسعى٠وأن سعيه سوف يرى٠ثم يجزه الجزآءالأوفى٠وأنإلى ربك المنتهى
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala sesuatu),”
(An-Najm: 39-42)

Rama Permana
Mahasiswa Institut Teknologi Telkom
FEK, Teknik Telekomunikasi 2008

Jumat, 27 Juni 2014

Mengisi Waktu Luang dibulan Ramadhan....


Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengisi waktu luang dibulan Ramadhan, agar kita bisa mendapatkan keistimewaan bulan ramadhan. Biasanya diwaktu bulan Ramadhan waktu kita akan tersedia lebih banyak, bagaimana tidak, kita bagun yang mungkin biasanya kita bangun waktu subuh tapi dibulan ini kita sudah bangun lebiih awal untuk makan sahur. Bagi Anda yang bekerja pun pastinya akan pulang lebih awal bagitu juga bagi anak-anak yang masih sekolah. lalu bagaimana kita bisa mengisi waktu luang diselala kegiatan kita atau waktu luang anak-anak kita agar bisa bernilai ibadah?

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengisi waktu luang tersebut antara lain :
  1. Tadarus Al-Quran. Membaca dan memtadaburi Al-Quran berupakan satu pilihan yang tepat untuk mengisi waktu sembari menunggu waktu azan subuh tiba, selain itu membaca Al-Quran juga pas untuk menunggu waktu buka puasa. jadi waktu kita tidak terbuang sia-sia hanya untuk ngabuburit. 
  2. Selain membaca Al-Quran bagi Anda yang ingin menambah hafalan Anda, Anda bisa mengisi waktu luang yang anda miliki untuk menghafalkan Al-Quran atau hanya sekedar muraja'ah hafalan yang sudah kita miliki agar tidak hilang.
  3. Berdzikir. Selalu mengingat Allah dalam setip waktu yang kita miliki sehinga saat kita memuliki waktu luang maka kita bisa lebih banyak berdzikir.
  4. Membaca. Kita juga bisa membaca buku-buku tentang berbagai hal, misalnya tentang pengetahuan ilmu agama untuk memperdalam pemahaman agama kita atau hanya sekedar pengetahuan umum untuk menambah wawasan kita.
  5. Menulis. Hal lain yang bisa anda lakukan adalah dengan menulis, bagi anda yang suka menulis Anda bisa memulai untuk menulis hal-hal yang bisa beramanfaat bagi orang lain. Mungkin yang hanya sekedar diposting di blog pribadi atau dikirimkan ke media-media cetak yang ada disekitar Anda. dengan menulis Anda bisa membagikan pengetahuan yang Anda miliki kepada orang lain.
  6. Silaturahmi. Dengan silaturahmi selain kita bisa memperluas jaringan juga bisa menambah rizky dan memperpanjang umur. Namun yang perlu diingat saat kita silaturahmi kita jagan sampai terjebak dengan ngobol saja atau malah ngegosip yang hanya menjerumuskan kita kepada dosa. 
  7. Berkreasi. Untuk mengisi waktu luang kita dibulan Ramadhan kita juga bisa mengisi dengan berkreasi misalnya membuat kerajinan tanggan hasilnya pun bisa kita jual atau hanya untuk koleksi pribadi, kita juga bisa memasak resep-resep baru yang ada.
Intinya disini apapun yang kita kerjakan untuk mengisi waktu luang selalu niatkan untuk mengari keridhoan Allah. Sekian dulu semoga yang sedikit ini bisa menjadi inspirasi Anda dalam mengisi waktu luang yang Anda miliki yang penting semuanya kita niatkan untuk ibadah agar kegiatan kita apapun itu bisa bernilai ibadah.

Kamis, 26 Juni 2014

Peran yang tak pernah usai

Saudaraku..

Kita tahu mana itu suatu amal kebaikan, tahu sholat jama’ah itu lebih utama, tahajud itu begitu banyak manfaatnya, sedekah itu akan dilipatgandakan nantinya, tapi kenapa kita kadang masih enggan melakukannya dan jarang terealisasi ?

Dan, kita juga tahu, pacaran itu haram, mencuri itu dosa (apalagi korupsi), riba juga dilarang, tapi kenapa kita masing sering melakukannya wahai saudaraku ?

Ya, itulah masalah utama kita. Entah kenapa, kita yang masih sering tidak bisa mengendalikan diri kita.

Seperti sabda Rosulullah saw,
“Orang yang kuat bukanlah dia yang mampu mengalahkan orang lain, tapi orang yang kuat adalah dia yang bisa menahan amarahnya tatkala dia marah.”(HR. Bukhari wa Muslim)

Saudaraku,
Ya, musuh kita, musuh terbesar kita ternyata ada di dalam diri kita. Dan, ini jauh lebih hebat karena musuhnya ada dalam diri kita sendiri. Banyak oarng yang mampu mengalahkan musuh secara dhahir, tapi tidak untuk bathin.

Lawan !
Lawan wahai saudaraku..
Ini adalah peperangan yang tidak pernah usai, perang melawan nafsu..
Sampai nafas ini terhenti..

Semoga dalam setiap jari ini mengetik, berbuah kata, kalimat, serta artikel sederhana, tidak hanya menambah wawasan tetapi juga ketaqwaan kita pada-Nya.

Alhaqqu mirrobbika falaa takumminal mumtariin (kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang2 yang ragu)

Allahu ‘alam Bish-showab.
by: tausiyah of the day

Belajar Untuk Sukses...

Apakah anda sedang putus asa? ataukah anda sedang menyarah?. berhentik disatu titik hanya karena tak biasa melawati apa yang menghalangi jalan kita. 

Menyerah adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan cukup berhentik dan tiodak lagi melakukan apapun. Tapi apakah dengan menyerah kita bisa meraih apa yang kita inginkan? Apabila Thomas Alva Edison menyerah dan berhenti mencoba hanya karna gagal untuk ke du atau ketiga kalinya maka mungkin sampai sekang kita tidak bisa menikmati terangnya lampu mlam hari...
Seberapapun banyknya kita gagal maka kita harus terus berusaha dan bergerak mencoba lagi dan lagi. Tak peduli apapun yang ada dihadapan kita, kita harus terus maju dan pantang menyerah seperti air yang terus mengalir meski ia harus melewati bebatuan yang terjal.  
Air hanya mengalir ke satu arah, tidak peduli apa pun yang terjadi. Anda takkan bisa melihat air yang maju terus tiba-tiba mundur. Ketika ada batu atau karang besar di tengah sungai, apakah air akan menyerah dan mundur ke belakang? Apakah air akan berkata, “Wah, ada batu besar di depan. Aku takkan bisa melewatinya. Mundur aja, ah.”?

Meski ada batu sebesar apa pun, air akan tetap mengalir maju, melwati batu dengan mengalir ke sisi kiri dan kanan batu. Meski Anda berusaha menghalangi jalannya air dengan membangun penahan sungai, air akan terus mengalir. Seperti bendungan, meskipun air ditahan, ia akan tetap maju dan dalam waktu lama akan terkumpul banyak dan lebih tinggi dari bendungan dan meluber keluar. Hebatnya, semakin ditahan, semakin besar kekuatan air. Makanya air pun bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.

Air tidak pernah sekalipun berpikir untuk berbalik arah. Air tidak pernah mundur hanya karena ada penghalang di depan.

Anda bisa belajar dari air yang mengalir. Anda harus maju dan tidak berpikir untuk mundur saat ada rintangan di depan. Jika Anda menemui rintangan, ambillah jalan lain untuk melewatinya, bukannya mundur, seperti air yang melewati sisi kiri dan kanan batu. Air tidak pernah mundur, Anda pun juga jangan mau kalah dengan air.

Air juga tak gentar meski sudah berada di tepi jurang dari air terjun. Ia akan terus mengalir dan jatuh ke bawah dan kemudian mengalir lagi ke depan. Begitu juga, ketika Anda menemui sesuatu yang membuat Anda gentar, Anda harus berani menghadapinya daripada menghindarinya dan menyerah.
Itulah Air lalu bagimana dengan Anda? Apakah anda akan menyerah hanya dengan sedikit masalah yang kita hadapi?

resume buku fikq dakwah karangan mushthafa masyhur

-->

Bab I
JALAN DAKWAH
Pejelasan Sekitar Jalan Dakwah
            Dakwah ikhwanul musliminmerupakan suara dakwah dari sisi Rasullulah saw yang pertama yang tertanam kukuh dalam hati mukminin dan menjadi buah bibir di lidah merka. Tujuan tertinggi yang harus dicapai adalah Allah menjadi tujuan kita. Tidak ada yang dituju selain Allah
            Tugas besar yang dimiliki uamat islam adalah memimpin dunia,mengajar seliruh kemanusiaan kepada sistem islam, membimbing kepada cara hidup islam, kepada ajaran  yang baik karena tanpa islam manusia tidak akakn memdapat kebahagian
A.    Tabiat jalan dakwah
Jalan dakwah merupakan jalan yang panjang dan sukar. Sebab diantara yang haq dan yang batil terdapat pertentanganyang nyata. Dakwah memerlukan kesabaran dan ketekunan memikul beban berat, kemurahan hati, pemberian dan pengorbanan tanpa mengharap hasil yang segera, tanpa putus asa dan putus harapan. Yang diperlukan adalah usaha dan kerja kerasyang terus menerus dan hasilnya terserah kepada Allah, sesuai waktu yang dikehendaki-Nya. Kita hanya disuruh berbuat dan beramal tidak disuruh melihat hasilnya.
Para da’i dijalan dakwah akan menemui berbagai gangguan dan penyiksaan dari golongan thoghut ( tidak membela kebenaran) dan musuh-musuh Allah yang akan menghapuskan mereka, memusnahkan dakwah mereka, dan menghalangi mereka dijalan-Nya. Itu adalah persoalan biasa yang telah berulang kali terjadi di jaman sulam dan akan berulang di zaman ini.
B.     Balasan baik bagi umat bertaqwa
Dalam menapaki jalan dakwah ini kita harus bersikap sabar dan mohon pertolongan Allah swt. Kita juga harus inggat bahwa kita adlah kepunyaan Allah dan Allah pasti akan menolong kepada hamba-hamba-Nya yang bertaqwa.
Firman Allah swt.

Musa berkata kepada kaumnya: “ mohon pertolonganlah dari Allah dan bersabarlah sesungguhnya bumu ini kepunyaan Allah, dipusakaka-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya dan kesudahan yang baik itu bagi orang yang bertaqwa.” (A-A’raf:127)

Untuk melaksanakan dakwah betapapun susahnya, derita dan pahitnya yang dialami tetapi terjamin hasilnya.
C.    Inilah marhalah jalan dakwah
Dalam arus kebangkitan umat islam yang kuat lahirlah jama’ah ‘ikhwanul muslimin dan beberapa jama’ah islamiah lainnya diseluruh dunia. Banyak persamaan antara marhalah-marhalah dakwah yang dihayati oleh dakwah islamzaman sekaran dengan marhalah-marhalah permulaan dakwah di zaman Rasululallah. Islam telah menjadi terasing, sedangkan propaganda jahiliah terus berjalan dengan leluasa. Para pendukung dakwah terus ditindas, dikotak-kotakkan, dikepung, dari segenap penjuru untuk dihancurkan. Hal ini hampir sama keadaannya dengan masa dalhulu ketika musuh-musuh dakwah Islan dipimpin oleh golongan musyrikindi semenanjung tanah Arab, para penyembah abi di negara raksasa parsi ( Iran ) di sebelah timur dan oleh kerajaan raksasa Romawi di sebelah barat bersama orang-orang Yahudi.
Peristiwa itu emberi peringatan kepada umat Islam kini bahwa kaum Muslimin di zaman Rasulullah senantiara bersikap sabar sehingga Allah menolong mereka.
D.    Wasilah dan kebijaksanaan
Wasilah dan kebijaksanaan umum dalam dakwah tidak berubah, tidak tertukar, dan tidak melampaui tiga persoalan ini:
a)      Iman yang mendalam
b)      Pembentukan  yang rapi
c)      Usaha dan amal yang berkesinambungan
Dengan wasilah inilah amal dan usaha yang berkesinambungan tetap berangsur-angsur mewujudkan dan membentuk individu, membangun rumah tangga dan masyarakat Islam. Dari sini dapat disiapkan dasar dan asas Islamiyah yang teguh dan kuat untuk menegakkan Pemerintah Islam di negara-negara umat Islam, lalu daulah-daulah Islam ini digabungkan di seluruh dunia dan menjadi Daulah Islamiayah Alamiah yaitu Daulah islamiah yang marangkumi seluruh dunia islam yang bersatu di bawah satu Khalifah Islamiyah. Ia bertnggung jawab memimpin dunia seluruhnya, menjadi guru dunia dan mengarahkakn perjalanan dunia demi kebahagiaan seluruh umat
Tahapan Dakwah dan Berapa Permasalahannya
A.    Permasalahan tahapan dakwah
Dakwah Islamiayah dalam tahapan seruan secara internasional merupakan tahapan yang sangat penting, kritis dan penuh liku-liku. Ini merupakan tahapan kebangkitan setelah jatuh tersungkur, merupakan tahap kebangunan setelah tengelam dalam kegelapan, ini merupakan satu tahapan pembentukan dan menancapkan dasar serta fundamen yang teguh untuk tegaknya Daulah Islamiayah yang bersifat internasional.

B.     Tahapan dakwah
a)      Tahap penerangan (ta’rif) atau tahap propoganda memperkenalkan /mengambarkan fikrahdan menyampaikan kepada khalayak ramai.
b)      Tahap pembinaan dan pembentukan (takwin), tahap pembentukan, menyiapkan mujahid dan mujahidah dakwah
c)      Tahap pelaksanaan (tanfidz), tahap beramal, berusaha dan bergerak mencapai tujuan .

C.       Pengenalan( At-Ta;rif) dakwah
Tahap ini merupakan langkah awal dalam perjalanan dakwah. Setiap kesalahan atau penyimpangan yang terjadi dalam peringkat pengenalan dan pemahaman ini akan membawa akibat buruk dan menjadikan perjalanan dakwah meleset jauh dari garisnya. 
Tahap Penerangan dan Penyebaran Ide
A.    Memperkenalkan dakwah
Tahap ini merupakan tahap pertam dalam perjalanan dakwah. Kesuksesan tahap ini akan mempengaruhi tahap berikutnya.
B.     Kemurnian dakwah
Kemurnian dakwah sangat penting dalam penyampainnya kepada manusia. Musuh-musuh Islam telah banyak memasukkan berbagai pemikiran yang sesat kedalamIslam mereka melakukan dengan tujuan menyesatkan dan mengosongkan ruh dan semangat Islam
Oleh karena itu untuk memahami Islam dengan pemahaman yang benar dan murni umat Islam harus kembali kepada Al-qur’an dan senantiasa memperhatikan sunah Rasulullah saw. Disini juga dijelaskan bahwa Ikhwanul Muslimin dan Hasan Al-Hudhai telah memelihara pengertian tentang Islam ini secara utuh dan  benar, serta menjaganya dari penyekewengan dan penyimpangan, betapa pun hebatnya tekanan dari kaum ekstremis, terutama dalam masalah yang berkaitan dengan persoalan kafir mengkafirkan. Ide b mengkafirkan tersebut bukan ide jama’ah Ikhwanul Muslimin.
C.    Totalitas dakwah
Ketika menyampaikan dakwah dan peringatan kita harus mengemukakan keuniversalan islam dengan lengkap, utuh, total dan menyeluruh tanpa memisah misahkan antara bagian satu dan bagian lainnya. Bila seorang beriman kepada Allah dan mengesakan-Nya serta mengikuti ajaran dan syariat-Nya akan memberikan keselamatannya dan keamanan baik didunia maupun di Akhirat kelak.
Jadi Islam harus dikemukakakan secara total lengkap dan utuh tanpa dipisah-pisahkan menjadi beberapa bagian.oleh karena itu Imam Hasan Al-Banna menjadikan pemahaman islam yang total sebagai dasar pertama rukun Bai’ah.

D.    Da’i uslub dakwah
Untuk mewujudkan cita-cita dalam memperkenalkan dan mengembangkan dakwah seorang da’i harus harus memiliki sifat-sifat asasi dan berpegang pada uslub atau cara yang benar dan beik dalam menyampaikan dakwah. Diantara sifat utama yang harus dimilikai adalah da’i harus bisa menjadi teladan yang baik bagi yang didakwahi.  Seorang da’i juga harus memahami tinggkat dan kedudukan mad’u (orang yang diseru) dan berbicara dengan mereka sesuai dengan tingkat kecerdasannya, karena dengan itu akan dengan mudah mad’u memahami apa yang disampaikan oleh da’i.
Tahap Pembentukan dan Pembinaan
A.    Tahap pembinaan (takwin) dan persiapannya
Tahap penerangan dan propaganda atau tahap perkenalan ide jika tidak diiringi dengan tahap pembentukan dan pembinaan atau memilih pendukung dalam membela, kemungkinan akan menjadi segalayang telah dikorbankan pada tahap sebelumnya akan menjadi sia-sia bahkan hilang tanpa bekas.

B.     Individu muslim yang dikehendaki
Seorang muslim yang benar hendaknya menjadi seorang muslim yang selamat akhidahnya, benar ibadahnya, teguh akhaknya, pemikirannya terdidik, badan yang kuat, memiliki usaha yang mampu berdikari, ikhlas berqurban untuk diri sendiri dan orng lain, sanggup memerangi hawa nafsu, disiplin dalam segala urusanya, dan memiliki nilai-nilai asasi bagi seorang da’i dan pendukung dakwah.

C.       Ciri utama seorang mujahid
Seorang mujahid yang berjuang dan berjihad, atau seorang kader dakwah harus memiliki tangkat pemahaman yang tinggi terhadap agamanya, pemahaman yang menyeluruh lengkap terhadap Kitabullah dan Sunnaturrasul, dan ia juga memiliki keikhlasan yang besar untuk berjuang dijalan dakwah. Ia akan mengutamakan kerja dari pada hanya berbicara.

D.       Perkataan, perbuatan dan jihad
Adpaun orang yang hanya berbicara tetapi ia bukan seorang pekerja dan memimpin kerja, bukan pula sebagai seorang mujahid dan mujahid saja bukan berarti ia sebagia mujahid yang bijiksana serta mampu menularkan kemenangan dengan pengorbanan yang sedikit.
E.       Sunnatullah dalam dakwah
Berlakulah sunnatullah bagi Dakwah islamiyah dengan beberapa ujian, cobaan dan bencana untuk membersihkan dan membedakan antara yang asli dan yang palsu, antara yang benar dan yang dusta, antara emas dan Loyang, supaya orang-orang yang beriman semakin  beertambah imannya
PENYELEWENGAN DAKWAH YANG HARUS DIHINDARI
A.    Faktor yang Mendorong Penyelewengan
Kekosongan jiwa agam, dimana para pemuda dibiarkan hanyut pada romantika masa lalu, kedangkalan pelajarna agama, tidak ada tarbiyah (pendidikan) agama, berkembang dan merajalelanya banjir kerusakan akhlak dan anarkhisme, berleluasanya keraguan dan syak swasangka dalam aqidah. Disamping itu hilangnya kanun dan undang-undang dalam strategi jama’ah yang bertanggungjawab mengatur dan mengorganisasikan para pendukung dakwah kepada Alah, ditambah lagi dengan banyaknya para pendukung dakwah yang dipenjara, ditindas dan diganggu, semuanya itu dapat membangitkan tindakan pembalasan, tantangan-tantangan, yang dapat menyalakan semangat orang-orang yang mempunyai gairah terhadap agama islam, terutama di kalangan pemuda Islam.
B.     Tidak Menuduh Niat Mereka
Tidak pernah terlintas di fikiran kita untuk menuduh dan meragukan niat mereka, ataupun mengganggu seseorang, lebih-lebih hendak berbuat jahat kepada seorang muslim.
C.    Ilmu dan Penyelewengan
Dia yakin bahwa ilmu yang diperolehnya itu telah banyak, lantas menyangaka dia telah mempunyai kemampuan untuk istirahat (mengluarkan hokum)dari ilmu yang telah diketahuinya dari nash-nash, dalil-dalil Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW. Kadangkala pula dia berpegang teguh kepada sebab lahiriah satu-satu dalil dan tidak mau menerima hujjah dari seseorang.
Jihadnya bertumpah dalam bidang itusaja, tanpa melibatkan dirinya dalam jihad dan amal lain, yanga dituntut oleh agama akhirnya hatinya menjadi terlalu s=asyik dan khusyuk dalam membaca berbagai kitab dan berlomba-lomba membaca berbagai majalah yang dipenuhi makalah ilmiah dan teoritis semata-mata.
Cara pencegahan diri dari praktek-praktek di atas ialah tidak melewati batas, dan selalu merasa yakin bahwa apa yang telah diketahui adalah lebih baik dari apa yang belum diketahui.
D.    Antara Furu’iyah dan Uslub
Ia lebih mementingkan bentuk lahiriah daripada isi(inti) atau lebih sibuk mengurus yang lahir sebelum mengurus yang pokok(inti). Padahal sebelum menyuruh orang yang diseur dengan hal-hal yang bersifat furu’iyah (cabang), terlebih dahulu bersama mereka harus mengukuhkan dan menegakkan masalah ushul(pokok) atau dasar  aqidah Islam dalam diri kita.
E.     Antara Keras dan Keterbukaan
Jalan dakwah itu panjang dan sukar. Jadi para pendukung dakwah yang ingin maju meneruskan dakwah, janganlah membebankan dirinya dengan beban yang dia sendiri tidak mamp emikulnya. Karena amal yang sedikit tetapi kontinyu itu lebih baik daripada amal yang banyak tetapi terputus dan terhenti di tengah jalan.
F.     Antara yang Terbaru dan Kelonggaran
Mereka membuat sesuatu di luar perencanaan yang rapi, hanya didorong oleh semangat yang berapi-api dan tidak terarah. Akhirnya bukan saja tidak sampai kepada tujuan yang dicita-citaka, bahkan dapat merusak dan membahayakan harakah Islamiyah. Sikap iharus dipahami secara mendalam bahwa kekuatan yang pertama ialah kekuatan aqidah dan keteguhan iman, diiringi dengan kekuatan persatuan dan perpaduan dan akhirnya kekuatan tangan dan senjata, ituun jika sudah tidak ada jala dan pilihan lain.
G.    Antara Politik dan Pendidikan
Memandang enteng dan ringan terhadap peranan tarbiyah (pendidikan) pembentukan dan perlunya beriltizm dengan ajaran Islam dalam membentuk daar dan asas yang teguh. Kita akan mudah terperdaya dengan kuantias anggota yang diambil dan dianggap menguntungkan tanpa mewujudkan iltizam tarbiyah, inilah jalan yang berbahaya. Sebenarnya umat Islam tidak kehilangan kuantitas tetapi telah kehilangan kualitas.
H.    Antara Dakwah dan Pribadi Manusia
Juru dakwah adalah manusia yang kadangkala benar dan kadangkala salah dan kadangkala berbda pendapat. Perbedaan pendapat dalam suatu masalah tidak berbahaya selama didasari oleh rasa cinta dan kasih sayang. Tetapi jika ditonjolkan oleh orang-orang tertentu yag mempunyai kepentinagn, lalu dikobarkan di dalam suasana marah karena membeladiri, ditambah lagi merasa mulia dalam melakukan dosa dan berpura-pura serta menjilat terhadap orang-orang tertentu dengan mengatasnamakan dakwah. Maka disinilah syaitah masuk menginterfensi dan turut campur dalam melahirkan perpecahan.
SEKALI LAGI DI SEKITAR PENYELEWENGAN
  1. Kontradiksi dan Kesulitan
Seorang muslim yang terampil dan mengamati lingkungan, akan mendapati masyarakatnya penuh dengan kontradiksi dan pertentangan hebat antara realitas yang merusak masyarakat dengan bentuk dan konsepsi Islam tentang masyarakat yang dikehendakinya. Dia akan dapati bahwa kehidpan dewasa ini sedang ditimpa wabah dosa, dilanda kemungkaran dan dilumuri maksiat lahir dan batin. Sedang dipihak lain dia mendapati konsep kehidupan Islam yang bersih dari hal-hal seperti itu. Sikap ini nanti memeberikan dorongan kuat kepadanya agar dia bekerja dan berusaha mengubah suasana rusak itu kepada suasana islamiyah. Pada saat itulah dia akan memikirkan segala tindakan dan sistemnya. Hal ini terutama dikalangan yang baru dalam latikah dan kurang pengalaman. Jika tidak ada yang memberikan petunjuk dan bimbingan terhadap jalan fikiran, usaha dan amal yang  baik, kemungkinan dia akan memilih jalan yang menyeleweng dan terdorong terus di dalam penyelewengan, sedang ia masih beranggapan bahwa dia tetap di atas jalan yang benar dan cara bijaksana.
  1. Siapakah yang Bertanggungjawab
Sesungguhnya jamaah ini lah yang mengarahkan, menunjukkan dan membimbing merka berjalan di jalan dakwah sesuai dengan perjalanan Rasulullah SAW dan diterapkannya pada hari ini dan seterusnya sampai ajal menjemput kita.
  1. Syumul dan Pandangan Jauh
Dalam bekerja untuk Islam haruslah mempunyai pandangan yang syumul(menyeluruh) dan mendalam, karena persoalan ini bukan semata-mata mlayani semangat dan tindakan-tindakan yang tidak memperhitungkan segala akibat dan hasil(natijah). Pengalaman dan ujian pahit di masa lalu menunjukkan bahwa semangat yang meluapluap bukanlah bukti kekuatan iman penganutnya, malah menunjukkan kedangkalan jiwanya dan kurangnya kesiapan serta tidak bersabar menghadapi pnderitaan. Sesungguhnya tugas dan kewajiban Islam yang diusahakan olwh para da’i yang harus direalisasikan adalah beesar dan agung.
  1. Jalan yang Benar
Kenyataan yang bathil perlu diubah, dan daulah yang haq harus ditegakkan, tetapi harus dilakukan dengan jalan yang benar dan tepat dengan jalan menanam aqidah secara kokoh di dalam jiwa, mendidik dan mempersiapkan generasi mukmin yang benar dan mampu membangun suatu perubahan. Inilah jalan yang bnar untuk menegakkan dan memenangkan dakwah islam di muka bumi, tanpa tergopoh-gopoh untuk mencapai hasil. Sebab masa dakwah itu diukur dengan umur dakwah bukan dengan umur peorangan.
  1. Merubah Realitas dan Menghapus Rintangan
Rasa tanggungjawab untuk merubah realitas masyarakat yang buruk dan hina serta terselubung dengan segala adat lapuk, pusaka using jahiliyah yang penuh kerusakan, tidak berarti harus diubah dengan serta merta dan memerangi secara langsung atau memasuki medan pertentangan. Ini akan melibatkan para pendukungnya jatuh ke dalam satu pertarungan parsial yang mungkin akan memburukkan bentuk usaha dan amal Islam dan menjauhknamanusia dari da’I, bahkan menimbulkan tembik penghalang antara manusia denganmereka tanpa menemui jalan kebenaran.
  1. Kesabaran, Ketahanan dan Penyampaian
Gambaran ideal dan benar dalam jihada pada tahap permulaan dakwah tergambar di dalam kesabaran terhadap gangguan dan ketahanan di lapangan dakwah serta bersungguh-sungguh menjalankan dakwah. Proses ini kadangkala membawa istisyhad(mati syahid)bagi pendukungnya sebagaimana yang terjadi pada Yassir dan Sumayyah ra. Tiga anasir yang sangat penting di peringkat pertama dakwah ialah sabar, tetap bertahan9istiqamah) dan menyampaikan dakwah dengan tekun.
  1. Jihad dan Menjual Diri untuk Allah
Kita tidak boleh didorong oleh sentiment dan perasaan melulu, atau berburu-buru ingin cepat memetik hasil serta buahnya. Lalu melakukan aktivitas, usaha-usaha dan pertarungan yang bersifat parsial, ketika mengorbankan jiwa dan harta tanpa membawa keuntungan dakwah yang nyata. Tindakan-tindakan sperti itu bahkan akan membawa keuntungan dan menambah kekuatan para pendukung kebatilan.
KAFIR MENGKAFIRKAN DIANTARA UMAT
            Penyelewengan fikah(pemikiran)adalah lebih berbahaya dari penyelewengan harakiah(grakan), karena dalam fikrah yang benar akan melahirkan harakah yang benar, dan dari situ dapat dibentulkan segala penyelewengan dan kesalahan harakiah. Jadi fikrah yang benar melahirkan harakah yang benar.
            Penyimpangan fikrah yang terpenting dan sangar berbahaya yang harus diberikan perhatian ialah penyelewengan di dalam masalah kafir mengkafirkan diantara umat. Kita pendakwah bukan penghukum.
  1. Apakah Menghukum Orang Lain Kewajiban Setiap Muslim
Yang menjadi tugas umat Islam dan diberi pahala jika melaksanankannya adalah tugas dakwah, menyeru manusia kepada Allah, dan kita akan diazab apabila melalaikan kewajiban ini. Dan setiap umat tidak akan disiksa jika tidak menghukumi seseorang, tetapi sebaliknya jika melakukannya maka dihadapkan pada azab sangat keras apbaila salah dalam memeberikan hukuman.
  1. Mengkafirkan Seorang Muslim Adalah Persoalan yang Sangat Bahaya
Setiap umat Islam memiliki kehormatan.
  1. Bencana dari Kesalahan
Dengan kehebatan system komunikasi dan publikasi timbul anggapan yang salah dan sangkaan buruk yang menimpa para pendukung dakwah, seolah-olah bencana dan ujian yang mereka terima adalah hasil dari kesalahan sebagaimana terkandung di dalam tuduhan palsu itu.
Berdakwah ke jalan Allah, sepanjang masa adalah dakwah kea rah kebaikan dna keselamatan serta kesejahteraan.
  1. Dan Itulah Sunatullah dalam Dakwah
Jadi menghukum orang dengan tuduhan kufur atau mengkafirkannya, padahal dia seorang muslim, artinya mengahancurkan kehormatan yang paling mulia.
  1. Mana yang Lebih Perlu Diawasi
Tindakan melucuti Islam dari seorang muslim dengan melemparkan tuduhan kafir kepada ya adalah lebih besar bahayanya daripada menyatakan bahwa orang sakit itu telah mati, padahal ia masih hidup. Mengapa kita dengan mudah dan berani mengkafirkan berjuta-juta muslim?
Seluruh kaum harus dipandang sorang muslim sebelum nyata kekafirannya.
  1. Batas Pemisah Antara Kufur dan Islam
Dengan hikmah Allah dan kasih sayangNya kepada hambaNya, Dia menjadikan batas pemisah diantara kufur dan Islam sebagai satu garis yang akurat dan jelas, srta tidak mengandung prselisihan di dalamnya. Supaya seluruh umat Islam tidak terjerumus ke dalam konflik yang kronis, yaitu dnan mengucap dua Kalimah Syahadah saja orang itu dikatakan sebagai muslim.
  1. Memecahkan Objek Dakwah
Musuh-musuh Allah telah menjajah Negara-negara Islam di seluruh dunia dalam masa yang lama mereka telah lama membuat berbagai program untuk menjauhkan inti Islam dan hakikatnya dari kehidupan kaum muslimin, oleh karna itu tibullah generasi-generasi yang jahil terhadap sebagian besar ajaran Islam. Musuh-musuh Allah senantiasa bercita-cita dan berusaha sungguh-sungguh dalam memcah belah  barisan kaum muslimin. Apakah lagi yang dikehendaki selain melihat kaum muslimin berpecah belah. Adaya perkumpulan kesatuan, institusi dan organisasi yang sebagian menkafirkan yang lainnya, itulah yang memudahkan musuh-musuh Allah menghancurkan Islam dan sistemnya.
  1. Jalan yang Benar
Apabila juru dakwah atau mubalighah bersungguh-sungguh akan mewujukan kebaikan untuk Islam dan hendak mennegakkan Daulah Islam di muka bumi, harusnya berjalan mengikuti jalan yag telah dilalui oleh Rasulullah SAW, yang meliputi segi iman, amal, cinta dan ukhuwah tanpa adanya pertukaran dan peruaha, tanpa lalai.
RINTANGAN DAKWAH (I)
  1. Antara Rintangan dan Penyelewengan
Ada perbedaan yang jelas antara rintangan dan penyelewengan. Jalan yang menyeleweng itu membawa orang yang elaluinya tersesat dari jalan yang benar. Penyelewengan dan rintangan itu berupa ujian dan halangan biasanya menimpa orang-orang yang beriman.
  1. Rintangan atau Halangan Dakwah
1        Manusia Berpaling dari Dakwah
Rintangana pertama di jalan dakwah yang dihadapi oleh para da’i ialah berpalingnya manusia dari mereka dan tidak memperdulikan apa yang didakwahkan kepadanya.
Juru dakwah mesti menyadari hakikat orag yang diseur kepada Allah, dimana mereka sebenarnya sedang berada dalam suasana lupa dan lalai. Oleh karena itu yang harus diseru dan diberi peringatan.
2        Olok-olok dan ejekan
Para da’i tidak boleh sekali-kali marah kepada dirinya. Olok-olok dan  gangguan manusia kepadanya jangan dijadikan sebagai satu sebab yang membawa dia berpaling dari tugas mulia ini dan menyebabkan dia berhenti dari usaha dakwah.
3        Penyiksaan
Apabila para da’i tidak ridha menerima gangguan dan penyiksaan seperti ini, tidak sabar menanggung sengsara, tidka mengharapkan pahala dari Allah dan hanya mengutamakan kenyamanan hidup dan keselamatan, gejala ini akan menimbulkan akibat yang merugikan abgamanya, sampai tiadka mau meneruskan perjalanan dakwah dan tidak mau mengumandangkan suara dakwah dan kebenaranny.
Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu ada teladan yang baik dalam hal menanggung sengsara dan penyiksaan, tetapi bersabar menghadapinya.
4        Kelapangan dan Kesenangan Setelah Kesusahan
Umumnya pertolongan Allah ini akan mengurangi kepayahan dan kele bangkit kembali meneruskan jalan tihan serta menimbulkan ketentraman dan kelapangan berupa ketenagnan saraf dan ketentraman jiwa. Disini akan lahir pula satu tantangan yang tidak terduga. Ketenangan jiwa, ketentraman, suasana yang penuh ceria dan lapang kadang-kadang melalaikan.
Kita sebagai saudaranya harus menarik tangannya serta menolongnya untuk bangkit kembali meneruskan jalan Allah.
RINTANGAN DAKWAH (II)
  1. Jabatan dan Alat Mencari Rizki
Ketika dia sudah terikat dengan suatu pekerjaan atau menjabat suatu jabatan, mulailah dia merasakan ikatan dan kewajiban-kewajiban tertentu pada jabatannya yang harus dijaga. Kemungkinan perassaan seperti ini mendorong untuk membaatasi dakwahnya dan mengurangi jihadnya.
Jabatan itu hanyalh satu alat untuk dipergunakan dalam mencapai dan merealisasikan \cita-cita di dunia ini untuk mencapai keridhaan Allah. Oleeh karna itu wasilah (alat) yang tertentu tidak boleh diubah menjadi rintangan yang menghalangi untuk mencapai tujuan.
  1. Isteri dan Anak
Orang yang beriman dengan iman yang benar, yang telah berjanji dengan Allah untuk bekerja di jalan dakwah maka sesungguhnya dia akan beriltizam dengan sunnah Rasulullah lalu dia berikhtiar sebaik-baiknya untuk memilih istri yang shalihah yang akan menolongnya melaksanakan tugasnya di dalam urusan dakwah Islam , dan bukan merintangi aktivitasnya.
  1. Mabuk Dunia dan Harta
Mencari harta yang halal itu tidak boleh ditentang bahkan dalam syariat Islam harus digalakkan, tetapi ia hanyalah alat, bukan menjadi cita-citanya yang utama, bukan merupakan segala pemikiran dan ilmunya semata-mata untuk mencari harta, sehingga menghalangi para pendukung dakwah Islam.
  1. Suara Penghalang yang Melemahkan
Pendukung dakwah yang berjalan di atas jalan dakwah dan telah menjal dirinya kepadaAllah harus waspada dan jangan terpengaruh dengan suara-suar sumbang dan propaganda menakutkan semata-mata bertujuan merintangi perjalanan dakwah dan para pendukungnya.
  1. Kekerasan Hati Karena Lama Tidak Aktiv
Untuk menjaga diri dari rintangan ini, pendukung dakwah yang bejalan di atas jalan dakwah, harus senantiasa memlihara dirinya supaya tidak terasing dari saudara-saudaranya, senantiasa berada di dalam amal dan usaha dakwah, tolong menolong di dalam kebaikan, dan wasiat mewasiati tentang kebnaran dan dengan kesabaran.
  1. Meskipun Demikian Haruslah Waspada
Umat Islam tidak boleh menganggap bila kita telah berhasil melintasi satu rintangan tertentu, rintangan itu tidak akan berulan lagi untuk kesekian kalinya. Dia mesti menyadari bahwa syaitan dengan segala konco-konconya serta musuh-musuh Allah terus menunggu dan mengintai para da’i dan senantiasa mencoba memalingkan mereka dari dakwah dan jihad mereka di jalan Allah dan jalan kebenaran.
TRIBULASI DALAM PERSOALAN DAKWAH DAN BEBERAPA PERSOALAN DISEKITARNYA (I)
            Ujian yang menimpa para pendukung dakwah merupakan sunnatullah dalam urusan dakwah yang senantiasa datang silih berganti, bukan karena sebab-sebab kesalahan. Ujian-ujian itu mengandung hikmah untuk membedakan orang-orang yang benar dan orang-orang yang dusta, antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang yang munafik, agar dikenal siapa yang sbar dan berjihad, dan siapa yang menenangdah thaghut yang sombong. Hikmah dan ujian ini dimaksudkan untuk memberikan dan menyucikan orang-orang yang beriman supaya iman mereka semakin meningkat dari imannya yang telah ada. Supaya mereka bertambah kuat memegang dakwah sehingga mereka layak menerima pertolongan dari Allah.
TRIBULASI PERJALANAN DAKWAH DAN BEBERAPA PERSOALAN DISEKITARNYA (II)
  1. Bolehkah Mengelakkan Tribulasi atau Mengurangi Tekanannya?
Hendaklah mereka sabar sebagaimana kesabaran mukmin sebelum mereka. Bersabar dengan penuh ketenangan dan keyakinan bahwa kemenangan itu pada akhirnya bagi mereka. Allah akan menyempurnakan urusan Islam itu dan menegakkan kekuasaannya di muka bumi.
  1. Kapankah Penyiksaan Musuh Allah Terhadap Kaum Muslimin Akan Berhenti?
Musuh-musuh Allah tidak berhenti berbuat demikian sampai para pndukung dakwah meninggalkan dakwah mereka dan orang-orang mukmin meninggalkan dakwah, mengikuti aqidah musuh-musuh Allah, mengikuti cara hidup mereka dan menyokong kebathilan mereka. Para pendukung dakwah dan penganut aqidah Islam tidak akan meniggalkan aqidah dan dakwahnya.
  1. Dakwah Itu Tegak Diatas Ketetapan Pasti, Bukan Diatas Dispensasi
Dakwah yang benar tidak mungkin tegak di atas dispensasi(kelonggaran) dan tidak boleh dijual belikan denga harga murah. Akan tetapi harus dibangun di atas ketetapan yang pasti dan orang-orang yang memiliki tekad da ketangkasan.
  1. Lari dari Tribulasi Merupakan penyimpangan dari Jalan Dakwah
Orang-orang beriman sebagai satu jamaah, tidak akan dapat mengelakkan bencana dan penyiksaan, kecuali apabila mereka meninggalkan dakwah. Segala bentuk macam itu pada hakikatnya merupakan penyelewengan dakwah dari jalan yang diridhai Allah, menyimpang dari jalan yang telah ditempuh Rasulullah dan para sahabatnya. Para da’i wajib berjalan di atasnya berpandukan keteladanan Rasulullah SAW yang merupakan sebaik-baik teladan.

Sambut Ramadhan yang Agung


Kebahagian akan menyelimuti orang-orang yang beriman dengan akan datangnya bulan suci Ramadhan. Bulan yang Agung akan datang menjamu orang-orang yang merindukan amalan terbaik yang di janjikan oleh Allah SWT. Mari kita sambut bulan barakah ini bersama keluarga, istri, anak-anak tercinta, sahabat, tetangga, dan kolega tempat kita bekerja untuk bersama-sama menyambut datangnya bulan yang penuh rahmat dan magfiroh  ini. Mari kita melakukan berbagai persiapan untuk menyambut datangnya bulan ramadhan ini dengan persiapan mental, spiritual, fikir, fisik dan materi.
Perwujudan rasa bahagia dengan akan datangnya bulan suci ramadhan yakni dengan melakukan persiapan (perencanaan) diri akan memperoleh keutamaan, kemuliaan dan keistimewaan di bulan suci ini. Persiapan ini penting agar kita dapat melakukan amalan yang terbaik di bulan suci. Persiapan apa yang bisa kita lakukan untuk menyambut bulan kemenangan ini?
Pertama, Persiapan mental. Kesiapan mental dalam menghadapi bulan rahmat ini penting sekali bagi kaum muslimin yang akan menjalankan ibadah dan amalan-amalan lainnya. Mental yang kuat karena semata-mata mengharap ridho Allah dan Rosulnya akan menghantarkan seorang muslim pada amalan  terbaik yang dinilai oleh Allah SWT. Sebaliknya mental yang lemah hanya semangat di awal atau di hari-hari pertama menjalankan ibadah puasa, selanjutnya malas-malasan beribadah. Pada awalnya, Ia mengikuti sholat berjamaah dan tarawih di masjid. Namun di hari ketiga dan selanjutnya semangatnya mulai luntur bahkan tidak lagi ikut sholat berjamaah di masjid. Godaan akan semakin kuat menjelang 10 hari terakhir di bulan ramadhan karena bagi mental yang lemah lebih disibukkan dengan makanan dan minuman. Disibukkan dengan belanja barang, pakaian, atau lainnya untuk dipakai di hari lebaran. Bahkan disibukan dengan persiapan pulang kampung dan lain-lain. Fenomena seperti ini sudah nampak di setiap menjelang hari raya idul fitri. Padahal ibadah dan amalan di 10 hari menjelang idul fitri ini begitu tinggi dan mulianya, karena ada malam lailatul qodar yakni malam seribu bulan dan malam yang mulia yakni malam nuzulul quran.
Kedua, Persiapan ruhiyah. Seorang muslim yang akan menyambut bulan magfiroh (ampunan) dengan cara meningkatkan kualitas ibadahnya di bulan sya’ban ini, dengan memperbanyak membaca al-quran, shaum sunnah, berdzikir, dan berdoa agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya. Rasulullah memberi teladan dalam mempersiapkan ruhiyah menyambut bulan suci ramadhan dengan memperbanyak puasa sunnah di bulan sya’ban. Aisyah r.a berkata: “Saya tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali di bulan Sya’ban” (HR. Muslim). Menjelang bulan suci ramadhan ini kita harus menyisihkan waktu untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Pertanyaan ini perlu dijawab dengan jujur oleh kita. Berapa waktu yang kita gunakan untuk berdzikir dan berdoa? Apakah waktu kita sebagian besar dihabiskan dengan kegiatan duniawi?
Ketiga, Persiapan Fikriyah. Persiapan fikriyah artinya kesiapan akal kita untuk menyambut bulan yang penuh dengan keberkahan ini dengan cara membaca untuk meningkatkan ilmu dan wawasan tentang keimanan dan keislaman, terutama tentang keutamaan berpuasa, beramal sholeh, tadarus, berinfaq, bershodaqoh, qiyamul lail, dll yang dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ajaran Islam. Pertanyaannya adalah berapa waktu yang kita gunakan untuk membaca? Membaca yang tekstual (tersurat) maupun yang kontekstual (tersirat/alam).
Keempat, Persiapan Fisik (jasad). Menjaga kesehatan dan kekuatan fisik sangat dianjurkan dan dicintai oleh Allah SWT. Allah mencintai seorang muslim yang kuat dan sehat. Seorang muslim yang fisiknya sehat dan kuat akan lebih nikmat dalam menjalankan ibadah puasa dan qiyamul lail. Sebaliknya jika kondisi fisik kita tidak sehat, akan berpengaruh terhadap amalan ibadah kita di bulan ramadhan. Oleh karena itu menjaga kesehatan dan kekuatan fisik amat dianjurkan oleh ajaran Islam agar ibadah yang kita lakukan lebih sempurna. Untuk menjaga kesehatan dan kekuatan fisik kita, tentunya dengan cara menjaga pola hidup dan makanan yang sehat, halal dan bergizi. Kebiasaan hidup sehat, pola makan yang teratur dan berolahraga rutin akan menghantarkan fisik seorang muslim menjadi sehat dan kuat. Pertanyaan yang harus dijawab dengan jujur adalah berapa waktu yang kita gunakan untuk menjaga dan merawat fisik kita agar  tetap sehat dan kuat?
Kelima, Persiapan Materi (finansial). Membiasakan diri untuk menabung, menyisihkan sebagian harta yang kita miliki untuk orang-orang yang sangat membutuhkan akan membawa keberkahan dalam meraih kemenangan di bulan ramadhan. Persiapan materi yang halal untuk bekal ibadah di bulan ramadhan memberikan dampak dan manfaat yang luar biasa. Betapa tidak, karena amalan yang dilakukan di bulan ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya. Amalan yang sunnah pahalanya sebanding dengan amalan yang wajib.     Bulan Ramadhan akan segera menghampiri kita, dan kedatangannya di tunggu-tunggu oleh kaum muslimin. Bersyukurlah kita bila nanti (Insya Allah) dapat bertemu dengan bulan mulia. Karena dibulan ini Allah menjanjikan banyak sekali pahala bahkan sampai berlipat ganda.
Alangkah indahnya apabila menyambut bulan ramadhan yang akan tiba dengan hati yang lapang dan bahagia. Namun jangan lewatkan persiapan-persiapan sebagaimana telah disampaikan di atas. Semoga kita dapat melakukan persiapan menyambut bulan suci ramadhan dengan sebaik-baiknya. Alangkah ruginya apabila kita melewati bulan Ramadhan dengan sia-sia. Banyak dari saudara-saudara kita yang mungkin saja tidak bisa bertemu dengan bulan yang mulia tahun ini, karena Allah SWT telah menjemput mereka. Maka manfaatkanlah sebaik-baiknya bulan Ramadhan ini dengan lebih meningkatkan amal dan ibadah kita kepada Allah. Wallahu ‘alam bi showab.

Oleh: Dr. Diding Nurdin, M.Pd
*Penulis adalah Ketua Bidang Pendidikan dan Pembinaan Umat, Masjid Al-Furqon UPI